Teori Organisasi Umum 2: Tugas 2

Pengertian Komunikasi

Pengertian komunikasi secara umum adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan atau informasi antara dua individu atau lebih dengan efektif sehingga dapat dipahami dengan mudah. Tiga pengertian utama komunikasi yaitu pengertian secara paradigmatis, etimologis, dan terminologis. Pengertian komunikasi secara paradigmatis berarti pola yang meliputi sejumlah komponen berkorelasi satu sama lain secara fungsional untuk mencapa tujuan tertentu. Pengertian komunikasi secara terminologis adalah proses penyampaian suatu pernyataan oleh seorang kepada orang lain. Sedangkan secara etimologis, komunikasi berasal dari "communicatio"(latin) dan comminis (latin) yang berarti sesuatu yang dikomunikasikan.

Teori Komunikasi

Menurut Littlejohn (1989), secara umum teori-teori komunikasi dapat dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama disebut kelompok "teori-teori umum" (general theories). Kelompok kedua adalah kelompok "teori-teori kontekstual" (contextual theories).


1.   Teori-teori Umum (general theories)
Teori-teori Fungsional dan Struktural. Ciri dari jenis teori ini (meskipun istilah fungsional dan struktural barangkali tidak tepat) adalah adanya kepercayaan atau pandangan tentang berfungsinya secara nyata struktur yang berada di luar diri pengamat. Menurut pandangan ini, seorang pengamat adalah bagian dari struktur. Oleh karena itu cara pandangnya juga akan dipengaruhi oleh struktur yg berada di luar dirinya.

2.   Teori-teori Behavioral dan Cognitive
Teori-teori ini merupakan gabungan dari dua tradisi yg berbeda. Asumsinya tentang hakikat dan cara menentukan pengetahuan juga sama dengan aliran strukturalis dan fungsional.

3.   Teori-teori Konvensional dan Interaksional
Teori-teori ini berpandangan bahwa kehidupan sosial meruapakan suatu proses interaksi yg membangun, memelihara serta mengubah kebiasaan-kebiasaan tertentu, termasuk dalam hal ini bahasa dan simbol-simbol. Komunikasi, menurut teori ini dianggap sebagai alat perekat masyarakat (the glue of society). Kelompok teori ini berkembang dari aliran pendekatan "interaksionisme simbolis" (symbolic interactionism) sosiologi dan filsafat bahasa ordiner. Bagi kalangan pendukung teori-teori ini, pengetahuan dapat ditemukan melalui metode interpretasi.

4.   Teori-teori Kritis dan Interpretif
Gagasan-gagasannya banyak berasal dari berbagai tradisi, seperti sosiologi interpretif (interpretive sociology), pemikiran Max Weber, Phenomenology dan Hermeneutics, Marxisme dan aliran "Frankfurt School", serta berbagai pendekatan tekstual, seperti teori-teori retorika, biblical, dan kesusastraan. Pendekatan kelompok teori ini terutama sekali populer di negara-negara eropa.

5.   Teori - Teori Kontekstual (contextual theories)
Komunikasi Intrapribadi (intrapersonal communication) adalah proses komunikasi yg terjadi dalam diri seseorang. Yang menjadi pusat perhatian disini adalah bagaimana jalannya proses pengolahan informasi yg dialami seseorang melalui sistem syaraf dan inderanya.

Jenis-jenis Komunikasi

A.  Komunikasi Menurut Cara Penyampaian

Pada dasarnya setiap orang dapat berkomunikasi satu sama lainnya karena manusia selain makhluk individu juga sekaligus makhluk sosial yang memliki kebutuhan untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Namun tidak semua orang trampil dalam berkomunikasi, oleh karena itu perlu mengenali berbagai cara penyampaian informasi.

Menurut cara penyampaian informasi dapat dibedakan menjadi:

1.   Komunikasi lisan

Komunikasi lisan dapat terjadi secara langsung dan tidak dibatasi oleh jarak, dimana dua belah pihak dapat bertatap muka, misalnya dialog dua orang, wawancara maupun rapat dan sebagainya. Dan dapat terjadi secara tidak langsung karena dibatasi oleh jarak, misalnya komunikasi lewat telepon dan sebagainya.

2.   Komunikasi tertulis

Komunikasi tertulis adalah komunikasi yang dilaksanakan dalam bentuk surat dan dipergunakan untuk menyampaikan berita yang sifatnya singkat, jelas tetapi dipandang perlu untuk ditulis dengan maksud-maksud tertentu.

Dalam komunikasi secara tertulis, sebaiknya dipertimbangkan maksud dan tujuan komunikasi itu dilaksanakan agar berita tersebut aman, mudah dimengerti, dan tidak menimbulkan pengertian yang berbeda dari yang dimaksud. Contohnya:

a.   Naskah, digunakan untuk menyampaikan berita yang bersifat kompleks.
b.   Blangko-blangko, digunakan untuk mengirimkan berita dalam suatu daftar.
c.   Gambar dan foto, karena tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata atau kalimat.
d.   Spanduk, biasanya digunakan untuk menyampaikan informasi kepada orang banyak.

B.  Komunikasi Menurut Kelangsungan

Dalam proses komunikasi dapat kita ketahui terjadinya interaksi dua belah pihak tersebut sebagai berikut :

1.   Komunikasi langsung
Proses komunikasi yang dilaksanakan secara langsung tanpa bantuan perantara orang ketiga ataupun media komunikasi yang ada dan tidak dibatasi oleh jarak.

2.   Komunikasi tidak langsung
Proses komunikasi yang dilaksanakan dengan bantuan pihak ketiga atau bantuan alat-alat atau media komunikasi dan dibatasi oleh jarak.

C.  Komunikasi Menurut Perilaku

Komunikasi merupakan hasil belajar manusia yang terjadi secara otomatis, sehingga dipengaruhi oleh perilaku maupun posisi seseorang. Menurut perilaku, komunikasi dapat dibedakan menjadi:

1.   Komunikasi formal
Komunikasi yang terjadi antara anggota organisasi / perusahaan yang tata caranya telah diatur dalam struktur organisasinya, misalnya rapat kerja perusahaan, konferensi, seminar, dan sebagainya.

2.   Komunikasi informal
Komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi / perusahaan yang tidak ditentukan dalam struktur organisasi dan tidak mendapat pengakuan resmi yang mungkin tidak berpengaruh terhadap kepentingan organisasi / perusahaan, misalnya kabar burung, desas-desus, dan sebagainya.

3.   Komunikasi nonformal
Komunikasi yang terjadi antara komunikasi yang bersifat formal dan informal, yaitu komunikasi yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan organisasi atau perusahaan dengan kegiatan yang bersifat pribadi antar organisasi atau perusahaan tersebut, misalnya rapat tentang ulang tahun perusahaan dan sebagainya.

Jadi, komunikasi formal, informal, dan nonformal saling berhubungan satu sama lain, dimana komunikasi nonformal merupakan jembatan antara komunikasi formal dengan komunikasi informal yang dapat memperlancar penyelesaian tugas resmi, serta dapat mengarahkan komunikasi informal kepada komunikasi formal.

D.  Komunikasi Menurut Maksud

Bila diperhatikan dengan seksama, dapat diketahui bahwa komunikasi dapat terlaksana bila terdapat inisiatif dari komunikator, maka maksud terlaksananya komunikasi lebih banyak ditentukan oleh komunikator tersebut.

Menurut maksud dilakukan komunikasi dapat dibedakan sebagai berikut:
a.   Berpidato
b.   Memberi ceramah
c.   Memberi prasaran
d.   Wawancara
e.   Memberi perintah atau tugas

E.  Komunikasi Menurut Ruang Lingkup

Ruang lingkup terjadinya komunikasi merupakan batasan jenis komunikasi ini. Maka komunikasi menurut ruang lingkupnya dapat dibedakan sebagai berikut:

1.   Komunikasi internal
Komunikasi yang berlangsung dalam lingkungan organisasi atau perusahaan yang terjadi di antara anggota organisasi atau perusahaan tersebut.

Komunikasi internal ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
a.   Komunikasi vertikal yang terjadi dalam bentuk komunikasi dari atasan kepada bawahan. Misalnya perintah, teguran, pujian, dan sebagainya.
b.   Komunikasi horizontal yang terjadi di dalam lingkungan organisasi / kantor diantara orang- orang yang mempunyai kedudukan sejajar.
c.   Komunikasi diagonal yang terjadi di dalam ruang lingkup organisasi / kantor diantara orang- orang yang mempunyai kedudukan tidak sama pada posisi tidak sejalur vertikal.

2.   Komunikasi eksternal
Komunikasi yang berlangsung antara organisasi atau perusahaan dengan pihak masyarakat yang ada di luar organisasi atau perusahaan tersebut. Komunikasi eksternal dimaksudkan untuk mendapatkan pengertian, kepercayaan, bantuan, dan kerjasama dengan masyarakat.

Komunikasi dengan pihak luar dapat berbentuk:

a.   Eksposisi, pameran, promosi, publikasi, dan sebagainya.
b.   Konferensi pers (press release).
c.   Siaran televisi, radio, dan sebagainya.
d.   Bakti sosial, pengabdian pada masyarakat, dan sebagainya.

F.   Komunikasi Menurut Aliran Informasi

Informasi merupakan muatan yang menjadi bagian pokok dalam komunikasi, oleh karena itu  arah informasi tersebut akan menentukan macam komunikasi yang sedang terjadi.

Komunikasi menurut aliran informasi dapat dibedakan sebagai berikut :

1.   Komunikasi satu arah (simplex)
Komunikasi yang berlangsung dari satu pihak saja. Pada umumnya komunikasi ini terjadi dalam keadaan mendesak atau darurat atau yang terjadi karena sistem yang mengaturnya harus demikian, misalnya untuk menjaga kerahasiaan atau untuk menjaga kewibawaan pimpinan.

2.   Komunikasi dua arah (duplex)
Komunikasi yang bersifat timbal balik. Dalam hal ini komunikasi diberi kesempatan untuk memberikan respons atau feed back kepada komunikatornya.

3.   Komunikasi ke atas
Komunikasi yang terjadi dari bawahan kepada atasan.

4.   Komunikasi ke bawah
Komunikasi yang terjadi dari atasan kepada bawahan.

5.   Komunikasi ke samping
Komunikasi yang terjadi antara orang yang memiliki kedudukan sejajar.

G.  Komunikasi Menurut Jaringan Kerja

Komunikasi menurut jaringan kerja dapat dibedakan sebagai berikut:

1.   Komunikasi jaringan kerja rantai
Komunikasi terjadi menurut saluran hirarki organisasi dengan jaringan komando sehingga mengikuti pola komunikasi formal.

2.   Komunikasi jaringan kerja lingkaran
Komunikasi terjadi melalui saluran komunikasi yang berbentuk seperti lingkaran.

3.   Komunikasi jaringan bintang
Komunikasi ini terjadi melalui satu sentral dan saluran yang dilalui lebih pendek.

H.  Komunikasi Menurut Peranan Individu

Dalam komunikasi ini peranan individu sangat mempengaruhi keberhasilan proses komunikasinya. Komunikasi menurut peran individu antara lain:

1.   Komunikasi antar individu dengan individu lain
Komunikasi ini berlangsung baik secara informal maupun nonformal, yang jelas individu yang bertindak sebagai komunikator harus dapat mempengaruhi individu lain.

2.   Komunikasi antar individu dengan lingkungan yang lebih luas
Komunikasi ini terjadi karena suatu individu memiliki kemampuan yang tinggi untuk mengadakan hubungan dengan lingkungan yang lebih luas.

3.   Komunikasi antar individu dengan dua kelompok atau lebih
Dalam komunikasi ini individu berperan sebagai perantara antara dua kelompok atau lebih, sehingga dituntut kemampuan yang prima untuk menjadi penyelaras yang harmonis.

I.    Komunikasi Menurut Jumlah Pelaku dalam Komunikasi

Komunikasi selalu terjadi antar sesama manusia baik individu maupun kelompok. Oleh karena itu jumlah yang berkomunikasi akan mempengaruhi proses komunikasi itu sendiri di samping sifat dan tujuan komunikasi itu dilaksanakan. Untuk itu komunikasi menurut jumlah pelaku dalam komunikasi antara lain :

1.   Komunikasi perseorangan
Komunikasi yang terjadi secara perseorangan antara pribadi dengan pribadi tentang permasalahan yang bersifat pribadi. Dalam komunikasi ini dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung.

2.   Komunikasi kelompok
Komunikasi yang berlangsung dalam suatu kelompok tentang masalah-masalah yang menyangkut kepentingan banyak orang dalam kelompok. Dalam komunikasi ini nampak lebih terbuka bila dibanding dengan komunikasi perseorangan.

J.   Komunikasi Menurut Kemasan Pesan

Komunikasi dapat dilakukan secara verbal atau dengan kata-kata secara lisan ataupun tulisan. Dapat juga dilakukan secara non-verbal atau dengan bahasa isyarat yang terlihat dalam ekspresi atau mimik wajah, gerakan tangan, mata, dan bagian tubuh lainnya.

Proses Komunikasi

Proses komunikasi adalah bagaimana sang komunikator menyampaikan pesan kepada komunikan sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya.

Proses komunikasi banyak melalui perkembangan. Pada penjelasan ini, akan dijelaskan berbagai proses komunikasi melalui model-model komunikasi itu sendiri:
                                                                                                         
1.   Model Komunikasi Aristoteles

Aristoteles menerangkan tentang model komunikasi dalam bukunya Rhetorica, bahwa setiap komunikasi akan berjalan jika terdapat 3 unsur utama. Yaitu:
a.   Pembicara, yaitu orang yang menyampaikan pesan.
b.   Apa yang akan dibicarakan (menyangkut Pesan nya itu sendiri)
c.   Penerima, orang yang menerima pesan tersebut.

2.   Model Komunikasi David K. Berlo

Dalam model komunikasi David K. Berlo, diketahui bahwa komunikasi terdiri dari 4 proses utama, yaitu SMCR (Source, Message, Channel, dan Receiver) lalu ditambah 3 Proses sekunder, yaitu Feedback, Efek, dan Lingkungan.

Komunikasi menurut Onong U. Effendy adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat atau perilaku, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dari pengertian tersebut menunjukkan bahwa ada unsur penting dalam proses komunikasi yang harus dipenuhi, yaitu:

1.   Komunikator
Bertindak sebagai pengirim pesan dalam proses komunikasi. Dengan kata lain, komunikator merupakan seseorang atau sekelompok orang yang berinisiatif untuk menjadi sumber dalam sebuah hubungan. Komunikator tidak hanya berperan sebagai pengirim pesan saja, namun juga memberikan respons dan menjawab pertanyaan yang disampaikan sebagai dampak dari proses komunikasi yang berlangsung, baik secara langsung maupun tidak langsung.

2.   Pesan / Informasi
Pesan merupakan keseluruhan apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat berupa kata-kata, tulisan, gambaran, atau perantara lain. Pesan ini memiliki inti, yakni mengarah pada usaha untuk mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Inti pesan akan selalu mengarah pada tujuan akhir komunikasi itu.

3.   Sarana komunikasi / Channel
Sarana komunikasi / channel biasa disebut dengan media yang digunakan sebagai penyalur pesan dalam proses komunikasi. Pemilihan sarana / media dalam proses komunikasi tergantung pada sifat berita yang akan disampaikan.

4.   Komunikan / Penerima / Receiver
Komunikan merupakan penerima pesan atau berita yang disampaikan oleh komunikator. Komunikan bisa terdiri satu orang atau lebih. Dalam proses komunikasi, komunikan adalah elemen penting karena dialah yang menjadi sasaran komunikasi dan bertanggung jawab untuk dapat mengerti pesan yang disampaikan dengan baik.

5.   Umpan balik / Feedback
Umpan balik dapat dimaknai sebagai jawaban komunikan atas pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya. Pada komunikasi yang dinamis, komunikator dan komunikan terus menerus bertukar peran.

6.   Dampak / Effect
Dampak merupakan perbedaan yang dialami oleh komunikan sebelum dan sesudah menerima pesan. Bila sikap dan tingkah laku komunikan berubah sesuai dengan isi pesan maka komunikasi telah berjalan dengan baik. Dampak / efek sesungguhnya dapat dilihat dari personal opinion, public opinion, maupun majority opinion. Namun semuanya mengarah kepada perubahan yang terjadi pada komunikan setelah menerima pesan.

Proses komunikasi terbagi menjadi 2 (dua) tahap, yaitu proses komunikasi secara primer dan proses komunikasi secara sekunder.

1.   Proses Komunikasi Secara Primer
Proses penyampaian pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa, gambar, isyarat, warna, dan lainnya sebagai media primer yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran dan perasaan komunikator kepada komunikan.

Media primer yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah bahasa. Akan tetapi, sebuah perkataan belum tentu mengandung makna yang sama bagi semua orang.

Kata-kata mengandung dua jenis pengertian, yaitu pengertian denotatif dan konotatif. Pengertian denotatif adalah yang mengandung arti sesungguhnya sebagaimana tercantum dalam kamus (dictionary meaning) dan diterima secara umum oleh kebanyakan orang dengan kebudayaan dan bahasa yang sama. Sedangkan pengertian konotatif adalah yang mengandung pengertian emosional atau mengandung penilaian tertentu.

2.   Proses Komunikasi Secara Sekunder
Proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media primer.

Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif juga atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, majalah, surat kabar, radio, televisi, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering dipergunakan dalam komunikasi.

Karena proses komunikasi sekunder ini merupakan sambungan dari komunikasi primer untuk menembus dimensi ruang dan waktu. Dalam mengatur lambang-lambang untuk memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator disini harus memperhitungkan ciri-ciri atau sifat-sifat media yang akan digunakannya. Penentuan media yang dipergunakan sebagai hasil pilihan dari sekian banyak alternatif perlu didasari pertimbangan mengenai siapa komunikan yang akan dituju.

Bentuk-bentuk Komunikasi

1.     Komunikasi Interpersonal (Antarpribadi)

Komunikasi interpersonal ialah komunikasi antara dua orang dan terjadi kontak langsung dalam percakapan. “Komunikasi antar pribadi (Interpersonal Communication) yaitu komunikasi yang terjadi di antara satu individu dengan individu yang lain” - (Littlejohn, 1999). Hal ini dapat mencakup semua aspek komunikasi seperti mendengarkan, membujuk, menegaskan, komunikasi nonverbal, dan banyak lagi.

Komunikasi ini bisa disebut efektif apabila komunikasi dapat menghasilkan perubahan sikap pada orang yang terlibat dalam komunikasi tersebut. Dibawah ini efektifitas antarpribadi dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:

·       Efektifitas Perspektif Humaris, ciri-cirinya ialah:
a.   Keterbukaan (openness)
b.   Empati (empathy)
c.   Dukungan (supportiveness)
d.   Rasa positif (positiveness)
e.   Kesetaraan (equality)

·       Efektifitas Perspektif Pragmatis, ciri-cirinya ialah:
a.   Bersikap yakin
b.   Kebersamaan
c.   Manajemen interaksi
d.   Orientasi pada orang lain.

2.     Komunikasi Intrapersonal (Komunikasi Intrapribadi)

Komunikasi intrapersonal adalah proses komunikasi yang berlangsung dalam diri seseorang. Komunikasi intrapersonal merupakan keterlibatan internal secara aktif dari individu dalam pemrosesan simbolik dari pesan-pesan. Seorang individu menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan.

Komunikasi ini berfungsi untuk mengembangkan kreatifitas imajinasi, memahami, dan mengendalikan diri serta meningkatkan kematangan berfikir sebelum mengambil suatu keputusan. Komunikasi ini juga akan menjadikan seseorang agar tetap sadar akan kejadian disekitarnya.

3.     Komunikasi Massa (Mass Communication)

Komunikasi Massa (Mass Communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (Surat Kabar, Majalah) atau elektronik (radio, televisi).

Ciri-ciri komunikasi massa:
a.   Menggunakan media masa dengan organisasi (lembaga media) yang jelas.
b.   Komunikator memiliki keahlian tertentu.
c.   Pesan searah dan umum, serta melalui proses produksi dan terencana.
d.   Khalayak yang dituju heterogen dan anonym.
e.   Kegiatan media masa teratur dan berkesinambungan.
f.    Ada pengaruh yang dikehendaki.
g.   Dalam konteks sosial terjadi saling mempengaruhi antara media dan kondisi masyarakat serta sebaliknya.
h.   Hubungan antara komunikator (biasanya media massa) dan komunikan (pemirsanya) tidak bersifat pribadi.

4.     Komunikasi Kelompok (Group Communication)

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984).

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005).

Ciri-ciri komunikasi Kelompok :
a.   Jumlah lebih dari dua orang.
b.   Formal/Informal.
c.   Terencana.

Cara Komunikasi dengan baik

Cara berkomunikasi yang baik ada beberapa aturan atau cara yaitu sebagai berikut:
1.     Completeness, Lengkap!
2.     Conciseness, Ringkas!
3.     Consideration, Penuh Pertimbangan!
4.     Clarity, Jelas!
5.     Concreteness, Nyata!
6.     Conrtesy, Tata Krama!
7.     Correctness, Benar!

Itu adalah beberapa aturan atau tata cara dalam melakukan komunikasi yang baik dan efektif.

Komunikasi efektif akan berjalan dengan baik jika yang dibicaran tepat sasaran, berhasil guna mencapai tujuan yang ingin di bicarakan. Suatu komunikasi juga di katakan efektif jika informasi, pikrian,atau pesan yang disampaikan diterima dengan baik sehingga menciptakan kesamaan presepsi.

Contoh Kasus Komunikasi

Komunikasi yang sederhana dalam kehidupan sehari hari yaitu seorang guru yang menjelaskana suatu mata pelajaran kepada siswa, guru akan menyamapaikan informasikepada siswa yang berperan sebagai penerima informasi. Tanpa adanya komunikasi dengan siswa seorang guru mungkin akan sedikit kesulitan dalam menyapaikan informasi untuk siswa tersebut yang harusnya diterima siswa tidak akan tersamapikan atau siatu informasi yang disapaikan gutu tidak serta merta bisa di cerna oleh pada siswa dengan mudah karna adanya keterbatasan kemampuan penalaran, jadi komunikasi yang bai kadalah informasi yang bisa disamapaikan denga baik oleh si pemberi dan dapat di pahami oleh si penerima informasi agar komunikasinya menjadi efektif sebagai hakikat komunikasi pada umumnya.

Sumber Referensi

Indah Kusumastuti, Yatri (2009). “Chapter 2: Komunikasi dalam Organisasi”. Komunikasi Bisnis (edisi ke-edisi ke-1). IPB Press. ISBN 978-979-493-205-6.
Onong Uchjana Effendy, 2005. Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek. Penerbit PT Remaja Rosdakarya : Bandung.
Sumber : Nawangsari, Sri. 1997. Komunikasi Bisnis. Depok. Universitas Gunadarma
Templat:Prof. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D. ; ilmu komunikasi suatu pengantar ; PT Remaja Rosdakarya ; Bandung
Tommy Suprapto, M.Si.2009. Pengantar Teori & Manajemen Komunikasi. Yokyakarta:Media Pressindo
Verderber, Rudolph F. (2005). “Chapter 4: Communicating through Nonverbal Behaviour”. Communicate! (edisi ke-edisi ke-11). Wadsworth. ISBN 0-534-73936-4.

Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Grasindo

Komentar