Kali ini saya akan menjelaskan pengertian dari audit, teknologi, sistem informasi, dan audit
teknologi sistem informasi itu sendiri. Serta penjelasan dari fenomena era sistem
informasi, perkembangan audit saat ini, dan review software akuntansi.
Pengertian
Audit
Secara umum, audit adalah
pemeriksaan oleh orang-orang yang kompeten dan independen terhadap kegiatan
tertentu dengan maksud untuk mengetahui apakah segala sesuatunya telah
dilaksanakan sesuai dengan seharusnya dan hasil evaluasi tersebut akan
dilaporkan kepada pihak yang berkepentingan. Jadi kegiatan utama audit
hakikatnya adalah memeriksa dan mengumpulkan bukti yang ada di lapangan dan
membandingkan dengan keadaan yang sesuai standar/kriteria/aturan/kebijakan yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Audit atau pemeriksaan dapat juga
bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses, atau produk yang
dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan tidak memihak yang disebut
auditor. Yang bertujuan untuk melakukan verivikasi bahwa subjek dari audit
telah diselesaikan atau berjalan sesuai dengan standar, regulasi, dan praktik
yang telah disetujui dan diterima.
Pengertian
Teknologi
Teknologi adalah keseluruhan sarana
termasuk mesin, modifikasi, pengaturan, dan prosedur untuk menyediakan hal-hal
yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Teknologi
secara signifikan memengaruhi manusia serta kemampuan spesies hewan lain untuk
mengendalikan dan beradaptasi dengan lingkungan alami mereka.
Pengertian
Sistem Informasi
Sistem informasi adalah gabungan
dari teknologi informasi dan aktivitas manusia yang menggunakan teknologi itu
untuk mendukung operasi dan manajemen. Dalam arti yang luas, istilah sistem
informasi sering digunakan merujuk pada interaksi antara manusia, proses
algoritmik, data, dan teknologi.
Sistem informasi dapat diartikan
juga sebagai sistem yang menyediakan informasi untuk manajemen dalam mengambil
keputusan dan untuk menjalankan operasional perusahaan dimana sistem tersebut
merupakan kombinasi dari manusia, teknologi informasi, dan prosedur yang
terorganisir.
Pengertian
Audit Teknologi Sistem Informasi
Audit teknologi sistem informasi adalah suatu proses pengumpulan dan
pengevaluasian bahan bukti audit untuk menentukan apakah sistem komputer
perusahaan telah menggunakan aset sistem informasi secara tepat dan mampu
mendukung pengamanan aset tersebut serta memelihara kebenaran dan integritas
data dalam mencapati tujuan perusahaan yang efektif dan efisien.
Singkatnya, audit teknologi sistem
informasi berarti mengevaluasi sebuah sistem komputer yang digunakan untuk
mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Audit teknologi sistem
informasi terbentuk karena adanya tuntutan zaman dan berkembangnya teknologi
informasi yang mempengaruhi bisnis perusahaan.
Fenomena
Era Sistem Informasi
Ada 4 era teknologi informasi yang terjadi tidak hanya karena dipicu oleh
perkembangan teknologi komputer yang sedemikian pesat, namun didukung pula oleh
teori-teori baru mengenai manajemen perusahaan modern. Ahli-ahli manajemen dan
organisasi seperti Peter Drucker, Michael Hammer, Porter, sangat mewarnai
pandangan manajemen terhadap teknologi informasi di era modern.
Oleh karena itu dapat dimengerti, bahwa masih banyak perusahaan terutama
di negara berkembang, yang masih sulit mengadaptasikan teori-teori baru
mengenai manajemen, organisasi, maupun teknologi informasi karena masih
melekatnya faktor-faktor budaya lokal atau setempat yang mempengaruhi behavior
sumber daya manusianya. Sehingga
tidaklah heran jika masih sering ditemui perusahaan dengan peralatan komputer
yang tercanggih, namun masih dipergunakan sebagai alat-alat administratif yang
notabene merupakan era penggunaan komputer pertama di dunia pada awal tahun
1960-an.
1. Era Komputerisasi
Dimulai sekitar tahun 1960-an ketika
mini computer dan mainframe diperkenalkan perusahaan seperti IBM ke dunia
industri. Kemampuan menghitung yang sedemikian cepat menyebabkan banyak sekali
perusahaan yang memanfaatkannya untuk keperluan pengolahan data (data
processing).
Pemakaian komputer di masa ini
ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, karena terbukti untuk
pekerjaan-pekerjaan tertentu, mempergunakan komputer jauh lebih efisien (dari
segi waktu dan biaya) dibandingkan dengan mempekerjakan berpuluh-puluh SDM
untuk hal serupa. Pada era tersebut, belum terlihat suasana kompetisi yang
sedemikian ketat. Jumlah perusahaan pun masih relatif sedikit. Kebanyakan dari perusahaan-perusahaan
besar secara tidak langsung “memonopoli pasar-pasar tertentu, karena belum ada
pesaing yang berarti.
2.
Era
Teknologi Informasi
Kemajuan teknologi digital yang
dipadu dengan telekomunikasi telah membawa komputer memasuki masa-masa
“revolusi”-nya. Di awal tahun 1970-an, teknologi PC atau Personal Computer
mulai diperkenalkan sebagai alternatif pengganti mini computer. Dengan
seperangkat komputer yang dapat ditaruh di meja kerja (desktop), seorang
manajer atau teknisi dapat memperoleh data atau informasi yang telah diolah
oleh komputer (dengan kecepatan yang hampir sama dengan kecepatan mini
computer, bahkan mainframe).
Kegunaan
komputer di perusahaan tidak hanya untuk meningkatkan efisiensi, namun lebih
jauh untuk mendukung terjadinya proses kerja yang lebih efektif. Tidak seperti
halnya pada era komputerisasi dimana komputer hanya menjadi “milik pribadi”
Divisi EDP (Electronic Data Processing) perusahaan, di era kedua ini setiap
individu di organisasi dapat memanfaatkan kecanggihan komputer, seperti untuk
mengolah database, spreadsheet, maupun data processing (end-user computing).
Pemakaian
komputer di kalangan perusahaan semakin marak, terutama didukung dengan alam
kompetisi yang telah berubah dari monompoli menjadi pasar bebas. Secara tidak
langsung, perusahaan yang telah memanfaatkan teknologi komputer sangat efisien
dan efektif dibandingkan perusahaan yang sebagian prosesnya masih dikelola
secara manual. Pada era inilah komputer memasuki babak barunya, yaitu sebagai
suatu fasilitas yang dapat memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan,
terutama yang bergerak di bidang pelayanan atau jasa.
3. Era Sistem Teknologi Informasi
Tidak seperti pada kedua era
sebelumnya yang lebih menekankan pada unsur teknologi, pada era manajemen
perubahan ini yang lebih ditekankan adalah sistem informasi, dimana komputer
dan teknologi informasi merupakan komponen dari sistem tersebut. Kunci dari
keberhasilan perusahaan di era tahun 1980-an ini adalah penciptaan dan
penguasaan informasi secara cepat dan akurat. Informasi di dalam perusahaan
dianalogikan sebagai darah dalam peredaran darah manusia yang harus selalu
mengalir dengan teratur, cepat, terus-menerus, ke tempat-tempat yang
membutuhkannya (strategis). Ditekankan oleh beberapa ahli manajemen, bahwa
perusahaan yang menguasai informasilah yang memiliki keunggulan kompetitif di
dalam lingkungan makro “regulated free market”.
Di dalam periode ini, perubahan
secara filosofis dari perusahaan tradisional ke perusahaan modern terletak pada
bagaimana manajemen melihat kunci kinerja perusahaan. Organisasi tradisional
melihat struktur perusahaan sebagai kunci utama pengukuran kinerja, sehingga
semuanya diukur secara hirarkis berdasarkan divisi-divisi atau departemen.
Dalam teori organisasi modern, dimana persaingan bebas telah menyebabkan
customers harus pandai-pandai memilih produk yang beragam di pasaran, proses
penciptaan produk atau pelayanan (pemberian jasa) kepada pelanggan merupakan
kunci utama kinerja perusahaan.
Keadaan ini sering diasosiasikan
dengan istilah-istilah manajemen seperti “market driven” atau “customer base
company” yang pada intinya sama, yaitu kinerja perusahaan akan dinilai dari
kepuasan para pelanggannya. Sangat jelas dalam format kompetisi yang baru ini,
peranan komputer dan teknologi informasi, yang digabungkan dengan komponen lain
seperti proses, prosedur, struktur organisasi, SDM, budaya perusahaan,
manajemen, dan komponen terkait lainnya, dalam membentuk sistem informasi yang
baik, merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan secara
strategis.
4. Era Globalisasi Informasi
Belum banyak buku yang secara
eksplisit memasukkan era terakhir ini ke dalam sejarah evolusi teknologi
informasi. Fenomena yang terlihat adalah bahwa sejak pertengahan tahun 1980-an,
perkembangan di bidang teknologi informasi (komputer dan telekomunikasi)
sedemikian pesatnya, sehingga kalau digambarkan secara grafis, kemajuan yang
terjadi terlihat secara eksponensial. Ketika sebuah seminar internasional
mengenai internet diselenggarakan di San Fransisco pada tahun 1996, para
praktisi teknologi informasi yang dahulu bekerja sama dalam penelitian untuk
memperkenalkan internet ke dunia industri pun secara jujur mengaku bahwa mereka
tidak pernah menduga perkembangan internet akan menjadi seperti ini. Ibaratnya
mereka melihat bahwa yang ditanam adalah benih pohon ajaib, yang tiba-tiba
membelah diri menjadi pohon raksasa yang tinggi menjulang. Sulit untuk
ditemukan teori yang dapat menjelaskan semua fenomena yang terjadi sejak awal
tahun 1990-an ini, namun fakta yang terjadi dapat disimpulkan sebagai berikut:
Tidak ada yang dapat menahan lajunya
perkembangan teknologi informasi. Keberadaannya telah menghilangkan garis-garis
batas antar negara dalam hal flow of information. Tidak ada negara yang mampu
untuk mencegah mengalirnya informasi dari atau ke luar negara lain, karena
batasan antara negara tidak dikenal dalam virtual world of computer. Penerapan
teknologi seperti LAN, WAN, GlobalNet, Intranet, Internet, Ekstranet, semakin
hari semakin merata dan membudaya di masyarakat. Terbukti sangat sulit untuk
menentukan perangkat hukum yang sesuai dan terbukti efektif untuk menangkal
segala hal yang berhubungan dengan penciptaan dan aliran informasi.
Perusahaan-perusahaan pun sudah
tidak terikat pada batasan fisik lagi. Melalui virtual world of computer,
seseorang dapat mencari pelanggan di seluruh lapisan masyarakat dunia yang
terhubung dengan jaringan internet. Sulit untuk dihitung besarnya uang atau
investasi yang mengalir bebas melalui jaringan internet. Transaksi-transaksi
perdagangan dapat dengan mudah dilakukan di cyberspace melalui electronic
transaction dengan mempergunakan electronic money. Tidak jarang perusahaan yang
akhirnya harus mendefinisikan kembali visi dan misi bisnisnya, terutama yang
bergelut di bidang pemberian jasa.
Kemudahan-kemudahan yang ditawarkan
perangkat canggih teknologi informasi telah merubah mindset manajemen
perusahaan sehingga tidak jarang terjadi perusahaan yang banting stir
menggeluti bidang lain. Bagi negara dunia ketiga atau yang sedang berkembang,
dilema mengenai pemanfaatan teknologi informasi amat terasa. Di suatu sisi
banyak perusahaan yang belum siap karena struktur budaya atau SDM-nya,
sementara di pihak lain investasi besar harus dikeluarkan untuk membeli
perangkat teknologi informasi. Tidak memiliki teknologi informasi, berarti
tidak dapat bersaing dengan perusahaan multi nasional lainnya, alias harus
gulung tikar.
Hal terakhir yang paling memusingkan
kepala manajemen adalah kenyataan bahwa lingkungan bisnis yang ada pada saat
ini sedemikian seringnya berubah dan dinamis. Perubahan yang terjadi tidak
hanya sebagai dampak kompetisi yang sedemikian ketat, namun karena adanya
faktor-faktor external lain seperti politik (demokrasi), ekonomi (krisis),
sosial budaya (reformasi), yang secara tidak langsung menghasilkan
kebijakankebijakan dan peraturan-peraturan baru yang harus ditaati perusahaan.
Secara operasional, tentu saja fenomena ini sangat menyulitkan para praktisi
teknologi informasi dalam menyusun sistemnya.
Tidak jarang di tengah-tengah
konstruksi sistem informasi, terjadi perubahan kebutuhan sehingga harus
diadakan analisa ulang terhadap sistem yang akan dibangun. Dengan mencermati
keadaan ini, jelas terlihat kebutuhan baru akan teknologi informasi yang cocok
untuk perusahaan, yaitu teknologi yang mampu adaptif terhadap perubahan. Para
praktisi negara maju menjawab tantangan ini dengan menghasilkan produk-produk
aplikasi yang berbasis objek, seperti OOP (Object Oriented Programming), OODBMS
(Object Oriented Database Management System), Object Technology, Distributed
Object, dan lain sebagainya.
Hal terakhir yang paling memusingkan
kepala manajemen adalah kenyataan bahwa lingkungan bisnis yang ada pada saat
ini sedemikian seringnya berubah dan dinamis. Perubahan yang terjadi tidak
hanya sebagai dampak kompetisi yang sedemikian ketat, namun karena adanya
faktor-faktor external lain seperti politik (demokrasi), ekonomi (krisis),
sosial budaya (reformasi), yang secara tidak langsung menghasilkan
kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan baru yang harus ditaati perusahaan.
Secara operasional, tentu saja fenomena ini sangat menyulitkan para praktisi
teknologi informasi dalam menyusun sistemnya.
Tidak jarang
di tengah-tengah konstruksi sistem informasi, terjadi perubahan kebutuhan
sehingga harus diadakan analisa ulang terhadap sistem yang akan dibangun.
Dengan mencermati keadaan ini, jelas terlihat kebutuhan baru akan teknologi
informasi yang cocok untuk perusahaan, yaitu teknologi yang mampu adaptif
terhadap perubahan. Para praktisi negara maju menjawab tantangan ini dengan
menghasilkan produk-produk aplikasi yang berbasis objek, seperti OOP (Object
Oriented Programming), OODBMS (Object Oriented Database Management System),
Object Technology, Distributed Object, dan lain sebagainya.
Perkembangan
Audit Saat Ini
Perkembangan audit di Indonesia memasuki abad ke-21 ini masih belum dipahami masyarakat. Banyak kesalahpahaman yang terjadi atas laporan auditor karena fungsi audit tidak dipahami dengan benar. Maka dari itu pemerintah mulai memperkenalkan auditorsi mulai dari SMA dan pengenalan audit dilakuka di perguruan tinggi.
Review
Software Akuntansi
Menurut referensi yang saya baca tentang review software akuntansi, ada 2 software yang memiliki rekomendasi paling ideal untuk digunakan pelaku bisnis UKM di Indonesia dilihat dari sisi kesesuaian dengan kondisi dalam negeri dimana keduanya dirancang dari awal untuk UKM di Indonesia. Software tersebut adalah Accurate dan Zahir. Dalam hal fitur, akurasai laporan keuangan yang dihasilkan tidak kalah dibanding software dari luar negeri. Kemudahan pengaplikasiannya pun menjadi nilai tambah bagi software ini.
Di antara Accurate dan Zahir, ada yang berpendapat Accurate lebih memiliki keunggulan. Di samping lebih cocok untuk UKM, Accurate juga bisa dikembangkan untuk kapasitas yang lebih besar. Untuk kepentingan audit, Accurate juga sangat membantu dalam kegiatan pemeriksaan. Accurate memiliki fitur audit trial dimana fitur ini bisa mengakses kembali semua pencatatan transaksi yang telah diisi, diubah, atau bahkan dihapus seseorang.
Source
Diakses pada tanggal 29 September
2017
Komentar
Posting Komentar